Tahapan Mengembangkan Ide Kreatif

Tahapan Mengembangkan Ide Kreatif
Tahapan Mengembangkan Ide Kreatif

Perlu kita ketahui, kebanyakan klien menganggap desainer grafis adalah seorang pesulap yang bisa memunculkan ide-ide kreatif secara seketika, hanya dengan mengayunkan tongkat ajaib (dalam hal ini menggerakkan mouse dan memencet tombol-tombol kombinasi di keyboard). Padahal, sebagai seorang desainer grafis, kita tahu bahwa, kenyataannya justru sebaliknya.

Untuk menciptakan sebuah ide desain yang orisinil, sama sekali bukan sihir yang bisa terjadi dalam hitungan detik. Proses ini mencakup seluruh prosedur menuangkan ide kreatif yang bersumber dari otak seorang desainer ke dalam hasil karya akhirnya.

Nah, hal paling sulit bagi seorang desainer grafis adalah menjelaskan proses kreatifnya di hadapan klien atau manajer proyek, sehingga mereka bisa memahami betapa sulit dan menantangnya profesi sebagai seorang desainer grafis.

Tapi, tenang saja. Kali ini, saya akan membantu menyampaikan apa yang mungkin kalian tak bisa sampaikan kepada klien. Ya, inilah 6 langkah penting dalam mengembangkan ide kreatif yang pastinya pernah Kamu lalui, dan semua desainer grafis lainnya.

Namun sebelum kita menuju ke tahapan mengembangkan ide kreatif, ada baiknya kita mengetahui apa itu ide kreatif. Nah mari simak pengertian ide kreatif berikut.

Apa Itu Ide?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide/Ide adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan cita-cita. Ide dalam kajian Filsafat Yunani maupun Filsafat Islam menyangkut suatu gambaran imajinal utuh yang melintas cepat.

Misalnya: Ide tentang sendok, muncul dalam bentuk sendok yang utuh di pikiran. Selama Ide belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka Ide masih berada di dalam pikiran.

Ide menyebabkan timbulnya konsep, yang merupakan dasar bagi segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat. Sekarang banyak orang percaya bahwa Ide adalah suatu kekayaan intelektual seperti hak cipta atau paten.

Apa Itu Kreatif?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kreatif/kre·a·tif/ /kréatif/ adalah memiliki daya cipata, mempunyai kemampuan untuk mencipatakan,atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Menurut Wollfolk, kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Cony Seniman menyatakan bahwa kreativitas addalah kemampuan untuk menghasilkan atau mencipatakan suatu produk baru.

Tahapan Mengembangkan Ide Kreatif

Setelah kita mengetahui pengertian ide dan kreatif diatas, mari kita simak tahapan mengembangkan ide kreatif berikut.

1. Belajar

Pada tahap yang pertama ini, pembentukan ide desain dimulai dengan pembelajaran dan pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar desain, yang ingin Kamu ciptakan. Pemikiran kreatif Kamu harus didukung oleh dasar pengetahuan dan kebijaksanaan yang baik mengenai tren dan perkembangan desain.

Meskipun ini bukan kondisi yang mutlak diperlukan untuk mencapai kreativitas, tetapi dengan latar belakang yang kuat dari lapangan, Kamu akan memiliki gambaran bagaimana mengaplikasikan ide-ide kreatif Kamu ke dalam bentuk nyata.

2. Pelatihan

Pelatihan sangat penting untuk mempelajari bagaimana melakukan sesuatu dengan benar. Terlepas dari fakta bahwa Kamu merancang dengan tangan sendiri atau dengan menggunakan beberapa perangkat lunak desain.

Kamu harus sepenuhnya terlatih dalam mengoperasikan alat-alat, sehingga tidak mengalami hambatan dalam proses kreatif untuk menghasilkan sebuah desain. Sebagai seorang desainer grafis, pelatihan sangat penting dan efektif untuk menyelesaikan proyek desain Kamu secara efektif.

3. Investigasi

Nah, pada tahap ini, sebelum Kamu mulai membayangkan sebuah ide, Kamu harus memperoleh informasi yang cukup mengenai client, termasuk bidang usahanya, jasa yang ditawarkannya, karakter perusahaannya, dan lainnya.

Kesalahan terburuk yang sering dilakukan seorang desainer grafis adalah, langsung melompat ke tahap merancang, padahal sebenarnya tahap investigasi ini sangat penting untuk menghasilkan ide-ide yang faktual dan relevan. So Kamu jangan sampai lupa untuk mejalankan tahap yang satu ini yaa.

Dalam sebagian besar kasus, Kamu akan mendapatkan informasi ini dari client saat ia menjelaskan desainer seperti apa yang ia inginkan. Tetapi, jika client tidak memberikan informasi yang cukup, maka beban jatuh ke pundak sang desainer sendiri, untuk melakukan penyelidikan penuh mengenai hal-hal relevan yang dibutuhkan dalam merancang sebuah desain.

4. Pencerahan

Setelah pikiran Kamu terpenuhi dengan data dan informasi yang cukup dan yang berkaitan dengan subjek, sekarang saatnya Kamu akan menghadapi fase pencerahan, di mana sebuah gagasan kreatif muncul di kepala Kamu, yang dapat Kamu manfaatkan untuk melengkapi rancangan desain.

Pada tahap ini, ide itu tidak sepenuhnya menetas dan perlu “dierami” agar lebih matang. Kalau sudah begini, sebaiknya Kamu mulai mencatat hal-hal kecil dari potongan-potongan pikiran yang mulai bermunculan, agar kemudian dapat disatukan menjadi sebuah rancangan yang utuh.

5. Ideasi

Setelah Kamu melalui serangkaian fase yang berat, Kamu (desainer grafis) akhirnya sampai juga di tahap awal penghasilan ide kreatif. Sebut saja tahap ini ideasi (Ide kreatif+ Generasi).

Nah di tahap ini, Kamu dapat mulai menyaring potongan-potongan kecil kreativitas yang telah Kamu peroleh pada tahap sebelumnya, dan mengubahnya menjadi sebuah ide desain grafis yang tepat.

Proses ini melibatkan kemampuan menganalisa rancangan-rancangan yang mungkin menarik untuk dikerjakan, dan menghilangkannya satu per satu, sampai didapat sebuah ide kreatif yang terbaik.

6. Eksekusi

Yup, Tentu saja, proses kreatif tidak selesai sampai di situ. Masih ada satu tahapan lagi yang sangat krusial dan menentukan hasil akhir dari seluruh fase yang telah Kamu lewati. Apalagi kalau bukan eksekusi.

Salah satu kesalahpahaman umum dalam dunia desain grafis adalah bahwa, proses kreatif berakhir saat sebuah ide brilian tercetus. Padahal, tanpa pelaksanaan yang tepat, ide sejenius apapun akan gagal dan kerja keras Kamu akan sia-sia. Maka dari itu, fase eksekusi ini harus dijalankan dengan sangat seksama ya sobat.

Fase ini melibatkan proses mengubah sketsa ke dalam format digital, menambahkan warna dan efek, serta menguji hasil akhir apabila diaplikasikan ke dalam beberapa media. Dan, setelah mendapat persetujuan akhir dari klien, maka barulah proses desain kreatif dapat dianggap selesai.

Kesimpulan

Nah sekarang kalian sudah tau kan, ternyata tak mudah juga ya mencetuskan sebuah ide yang brilian. Jadi, jangan patah semangat jika ide brilian Kamu tak kunjung menetas dari benak Anda. Coba Kamu tinjau ulang lagi, apakah Kamu telah melewati semua tahap mengembangkan ide dengan baik? atau mungkin ada tahap yang belum kamu jalani?.

Oke, cukup sekian untuk artikel kali ini, saya akan membahas lagi tentang dunia perdesain grafisan diartikel selanjutnya. So Jangan bosan untuk berkreasi. Teruslah menghasilkan karya-karya desain yang cemerlang ya sobat.

Lihat juga artikel lain pada website ini di halaman Blog.

Referensi : https://blog.sribu.com/6-tahap-penting-ide-kreatif/, https://kbbi.kemdikbud.go.id/

Kategori: Blog

Herman P. Manurung

Lahir di Bekasi 1997, alumni SMK Swadhipa 1 Natar tahun 2017. Fokus pada bidang Multimedia terutama di bidang desain grafis dan website.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.